Posted by : Admin | At : 05 May 2025
Hijrah yang sukses. Begitu yang terlihat dari kinerja PT BPRS Khatulistiwa tiga bulan beroperasional dengan sistem Syariah. Tahun pertama pascakonversi, manajemen berhasil meletakan fondasi usaha dengan baik. Total Aset tercapai Rp 89,21 Miliar, Pembiayaan yang disalurkan Rp70,97 Miliar, Pendanaan yang dihimpun Rp78,13 Miliar dan Laba (gabungan before dan after, red) konversi sebesar Rp1,35 Miliar.
Laporan—Two Efly, Lubuk Sikaping
Tak butuh waktu lama bagi manajemen PT BPRS Khatulistiwa untuk meletakkan fondasi usaha pascakonversi dari sistem konvensional ke sistem syariah.
Dalam rentang tiga bulan, manajemen sudah mulai memperlihatkan pertanda bahwa keputusan berhijrah adalah keputusan tepat dan seiring berjalan waktu diyakini akan muncul lompatan kinerja. Mulai dari peningkatan Aset, Pembiayaan, Pendanaan dan terutama besaran laba.
“Tahun 2024 kita tidak penuh 365 hari beroperasional dengan system Syariah. Efektifnya kita beroperasional sistem Syariah baru tiga bulan (90 Hari). Dalam tiga bulan itu kita sudah letakan pondasi operasional dengan baik. Total Aset tercapai Rp 89,21 Miliar, Pembiayaan yang disalurkan 70,97 Miliar, Pendanaan yang dihimpun Rp 68,13 Miliar. Sementara laba kalau digabungkan sebelum dan setelah konversi masih mampu kita bukukan sebanyak Rp 1,35 Miliar. Mudah-mudahan awal yang baik ini menjadi pijakan untuk bisa menorehkan kinerja yang lebih bagus lagi dimasa yang akan datang,” ujar Direktur Utama PT BPRS Khatulistiwa Syofyardin kepada Padang Ekspres, Minggu (4/5/2025.
Menurut Syofyardin, tidak mudah untuk melakukan adaptasi usaha apalagi puluhan tahun BPRS Khatulistiwa dan nasabah menjalankan operasional usaha dengan sistem konvensional.
Namun, karena keinginan berhijrah di jalan agama ini adalah keinginan Bersama maka satu per satu tantangan itu berhasil diatasi. Ini dapat dibuktikan dengan pencapaian usaha di penghujung tahun 2024.
Secara pertumbuhan jika dikomparasikan dengan capaian di akhir tahun 2023 masih terdapat pertumbuhan usaha. Mulai dari besaran Aset, pembiayaan hingga ke Pendanaan.
Aset dan Pendanaan
Dikutip dari laporan keuangan publikasi tahun 2024 tercatat total Aset PT BPRS Khatulistiwa sebanyak Rp89,21 Miliar. Aset ini dibanding bulan pertama konversi (September 2024-red) total aset masih bertumbuh. Sementara jika diperbandingkan dengan capaian per 31 Desember 2023 maka tumbuhnya relatif besar.
Bertumbuhnya Aset sama-sama dikontribusi oleh membaiknya kinerja Pendanaan dan Pembiayaan. Per 31 Desember 2024 tercatat total Pendanaan yang mampu dihimpun sebanyak Rp 78,13 Miliar.
Sementara itu September 2024 total Pendanaan sebesar Rp 71,42 Miliar sedangkan Desember 2023 total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebanyak Rp 70,33 Miliar. Setiap periode tadi terlihat jelas pertumbuhannya.
Dari tiga produk penghimpun dana ketiga sama-sama mengkontribusi pertumbuhan. Tabungan Wadiah selama tahun 2024 terhimpun sebanyak Rp 48,17 Miliar dan Simpanan Mudharabah terhimpun sebanyak Rp 555 juta. Sedangkan Deposito Mudharabah terhimpun sebanyak Rp 29,40 Miliar.
Pembiayaan dan Pendapatan
Sama halnya dengan Pendanaan, kinerja pembiayaan BPRS Khatulistiwa diawal konversi ini juga terbilang bagus. Per 31 Desember 2024 tercatat total Pembiayaan yang berhasil disalurkan sebanyak Rp 70,97 Miliar. Diawal konversi (Oktober 2024-red) total Pembiayaan sebanyak Rp 70,07 Miliar sedangkan di akhir tahun 2023 total Kredit yang disalurkan sebanyak Rp 66,30 Miliar. Dari tiga periode ini jelaslah terlihat terjadi pertumbuhan usaha.
Membaiknya kinerja Pembiayaan tentulah berdampak pada pendapatan. Pendapatan dari Penyaluran Dana per 31 Desember tercatat sebanyak Rp 2,53 Miliar. Akhir September 2024 tercatat sebanyak Rp 7,45 Miliar sedangkan Desember 2023 Pendapatan Operasional tercatat sebanyak Rp 9,36 Miliar. Sama halnya dengan pembiayaan dari tiga periode itu juga terpantau jelas peningkatan demi peningkatannya.
NPF, BOPO dan Laba
Selain berhasil meletakan pondasi kinerja dengan baik, manajemen PT BPRS Khatulistiwa di awal konversi ini juga berhasil mempertahankan Kualitas Aktiva Produktifnya (KAP). Sejumlah indikator dan ratio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terpantau sangat bagus. Mulai dari kualitas pembiayaan hingga ke ratio biaya dan besaran laba.
Per 31 Desember 2024 tercatat ratio pembiayaan bermasalah (Non Perfomance Finanching/NPF) diangka 1,18 persen. Artinya, perpindahan sistem operasional usaha tidak berdampak negatif pada kualitas pembiayaan.
Begitu juga dengan ratio biaya. Ratio Biaya Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) tercapai 85,48 persen. Artinya, adaptasi produk, layanan dan mekanisme kerja saat dan setelah konversi tidak berdampak besar pada lonjakan biaya.
“Aset yang masih bertumbuh, pembiayaan yang terus meningkat dan biaya yang relatif terkendali ini berdampak pada laba. Laba bersih usaha berjalan yang berhasil dibukukan sebanyak Rp 433 Juta. Sementara laba September 2024 tercatat Rp 922 Miliar sedangkan Laba diakhir tahun 2023 tercatat sebanyak Rp 1,45 Miliar. Kalaulah laba before dan after konversi maka besaran laba tercatat Rp 1,35 Miliar,” ujar Syofyardin.
Dari data Padang Ekspres, PT BPRS Khatulistiwa merupakan salah satu BPR yang melakukan konversi di tahun 2024. BPR ini sebelumnya menjalani operasional berbentuk konvensional. BPR yang beroperasional di Kabupaten Pasaman ini terkenal dengan label berkinerja sangat bagus. Sejumlah penghargaan berhasil diraih. Mulai dari Infobank hingga ke platinum Infobank Award atas kinerja sangat bagus 10 tahun berturut-turut dari majalah Infobank. (***)
https://padek.jawapos.com/bisnis/2365963095/melirik-kinerja-pt-bprs-khatulistiwa-hijrah-yang-sukses-bukukan-aset-rp8921-miliar